(kalo mau baca squel comer satunya, silahkan click: GUITAR no neiro I)
Title: guitar no neiro [ryutaro b’day]
Autor: mikichii yumekawa
Genre: sad, tanjoubi special, squel
Cast: ryutaro morimoto, keito okamoto, daiki arioka
Disclaimer: semua milik saya(hayalan tingkat dewa)
Summary: setelah kematian-nya(?) ryutaro masih berkeliaran di bumi, bagaimana bisa? Karena, ada sebuah masalah yang belum diselesaikanya, apalagi jika bukan test dari keito?
PS: em...mungkin ada yang masih belum ngerti, jadi gini loh: setiap bulan(kalo ada jump yg ultah) author akan bikin fanfic, jadi kalo dalam satu bulan ada lebih dari satu orang yang ultah, otomatis, author akan bikin squel lebih dari satu(yaiyalah~namanya squel!) dengan tokoh utama sesuai yang lagi ulang tahun, misalnya kan, tanggal 1 keito ultah, jadi post yang tanggal satu tokohnya keito, yg tanggal 6 kan ryu, ya berarti ryu yang jadi tokoh utama, nah, nanti pada ultah dai-chan, barulah dai-chan yang jadi tokoh utama, sekaligus squel terakhir, begitu! Sudah mengerti???
Douzo~
.
.
.
.
Ryutaro tersenyum-senyum sendiri sambil memainkan gitar kesayanganya, pikiranya kembali melayang pada kalimat keito tadi
”kalau kau berhasil, aku akan memberimu sesuaatu...”
Apa hadiah yang akan didapatkanya? Mainan baru? Kaset game? Ah~ ryutaro sudah tak bisa menunggu lagi!
Ah!iya! hari ini keito ulang tahun! Masa’ jika ryu lulus, keito memberi hadiah, tapi saat keito ulang tahun, ia malah tak memberi hadiah? Baiklah..ryu harus mulai memikirkanya, tiba-tiba ia menatap gitarnya, gitarnya masih bagus...bagaimana kalau diberikanya saja gitar ini pada keito? toh, jika ryutaro lulus nanti ia tinggal menunjukkan pada ayahnya, kemudian ia bisa bebas dari yang disebut ’gitar’ ide bagus!
”ryutaro...”
Sebuah suara rendah terdengar mendekati ryutaro, ryutaro menoleh. Didapatinya sang ayah yang sedang tersenyum janggal dengan tangan kanan yang disembunyikan di balik punggung. Dahi ryutaro berkerut
”doushita no otou-san?”
Tanya ryu, pria berusia sekitar 40 tahunan itu menyeringai lebar, ia maju beberapa langkah, namun entah mengapa, ryutaro malah mundur. Keringat dingin mulai membasahi sekujur tubuhnya, senyuman ayahnya terasa sangat mengerikan, mata ryu tak tahan lagi memandanganya, dan ia hanya bisa munduk kini.
Tiba-tiba, sebuah benda dingin nan tajam berada tepat di hadapanya, ryutaro langsung melemas, mendapati benda yang sering disebut pisau tersebut.
”ayolah ryu-chan...katanya kau mau bermain gitar...sini, biar aku ajari...”
Desis suara itu, tidak! Ini bukan suara otou-san! Ini suara monster! Ayah tidak jahat! Demi kami-sama! Apa yang terjadi pada otou-san??. Batin ryutaro panik, ia ingin mendorong sekuat tenaga tubuh ayahnya, tapi ia sadar, seberapa terancam pun dirinya, ia tak boleh melukai ayahnya, ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya! Tapi ia tetap takut!
”a...apa...apaan...otou..-san..?”
Tanya ryu tergagap, benda tajam itu makin dekat dengan leher ryutaro, semakin lama, benda itu semakin dekat, dan akhirnya kejadian itu terjadi…
JLEB!
***
Ryutaro membuka matanya, apa ini? Gelap..
Tiba-tiba suara ramai terdengar hingga telinagnya, suara sirine polisi, cahaya mulai masuk ke sepasang mata ryutaro, ramai sekali di luar,
Ryutaro menginjakan kakinya di lantai, tidak terasa dingin, tapi aneh..tubuhnya terasa sangat ringan, ah! Seperti melayang! Dalam keadaan bingung, ryutaro berjalan keluar kamarnya,
Glek!!!
Tenggorokan ryu tercekat, jantungnya berdetak hebat.
Darah di mana-mana, bu..bukan itu! Bukan darah itu yang membuat ryu tercekat, melainkan seonggok mayat yang tengah terbujur di antara darah-darah itu. Itu dirinya sendiri!
“mimpi macam apa ini???”
Kata ryutaro disela-sela ketakutanya. Didekatinya mayat yang tengah berbaring disana, pisau….ryutaro teringat kejadian terakhirnya tadi, pisau ini begitu familiar diamatanya, itu pisau ayahnya
“ini…mustahil!!!!”
Pekik ryutaro, tapi tak ada seorangpun yang menghiraukanya, bahkan polisi yang ada disekitarnya-pun tetap berbincang serius seakan tak melihat dirinya, ryutaro berjalan sekuat tenaga, hanya satu tujuanya, BUKIT!
***
Mata ryutaro berkaca-kaca, keito belum datang! Oh iya, ini baru pukul satu, keito tak mungkin sudah datang.
Dengan putus asa, ryutaro berjongkok dan menelungkupkan wajahnya di lutut, ia ketakutan!
“hei, ada apa anak kecil menangis disini?”
Ryutaro menoleh spontan. Ia terkejut begitu melihat sesosok lelaki sedang berdiri di belakanganya. Lelaki itu tak bisa dikatakan tinggi, tapi wajahnya Manis dan lucu. Ryutaro langsung berdiri.
”kau! Bisa melihatku??”
Jerit ryu tanpa sadar. Lelaki itu menatap ryutaro heran. Agak tersinggung lebih tepatnya.
”apa aku terlihat buta dimatamu???”
Balas lelaki itu, ryutaro ternganga lebar, mana yang realita sebenarnya?
”maksudku...aku sudah mati!”
Kata ryutaro pelan, walaupun ia yakin, tak akan ada seorangpun yang bisa mendengarnya kecuali lelaki di hadapanya. Lelaki itu melongo, kemudian ia melangkahkan kakinya bebrapa langkah ke belakang, ryu rasa lelaki itu takut!
”ini...lelucon kan? Ah! Berarti aku belum bangun dari tidur siang! Sial! Aku harus bangun sekarang!”
Kata lelaki itu gusar, tiba-tiba anak-anak disekitar mereka tertawa kencang- tawa mengejek.
”hahahahaha!! Ternyata orang itu gila! Dia berbicara sendiri!!”
Tawa salah seorang dari mereka. Daiki menoleh kesal, dandanginya satu persatu anak itu dengan tatapan tajam, tak lama segerombol anak itu berlari ketakutan
”eh? Jadi...kau...betul-betuuull...”
Daiki tak jadi melanjutkan kalimatnya, tapi ryutaro yang sudah bisa menebak, hanya mengangguk pelan.
Lelaki itu tampak lebih ketakutan. Ia menjambak rambutnya sendiri
”uso...berarti aku juga sudah mati! Tidak! Aku belum mati! Tapi kenapa aku bisa melihat makhluk ini? Gyaa~ aku mulai tak waraasss!!!”
Pekik lelaki itu makin menjadi, ryu menutup telinganya, jujur saja, lelaki ini betul-betul menjengkelkan!
”hei! Aku bukan makhluk menakutkan!!!”
”jadi...apa urusanmu di dunia ini?”
Ryutaro terdiam, lelaki ini benar! Apa urusanya di dunia ini? Kenapa ia masih ada di bumi? Jangan-jangan suatu saat ia akan di bumi sendirian, tanpa-teman...gya! membayangkanya saja sudah sangat menakutkan
”menurutmu...apa yang terjadi padaku...”
Tanya ryutaro tak yakin, lelaki itu turut berpikir, mereka berdua diam.
”mungkin...ada urusanmu di sini yang belum selesai?”
Tebak lelaki itu, ryutaro tersenyak, Bingo!! Itu dia! Dia masih di dunia pasti karena Belem menyelesaikan sesuatu!
Ryutaro kembali terdiam, apa yang belum dilaksanakanya? Gitar...
”GITAR!!!!”
Pekik ryu tanpa sadar, lelaki itu terlonjak kaget.
”bisakah kau membantuku?”
Tanya ryu, dengan ragu atau cenderung terpaksa, lelaki itu mengangkat bahu
”selagi urusanya masih di dunia, mungkin aku bisa...”
Ryutaro tersenyum
”arigatou...etto...siapa namamu?”
”arioka daiki desu....”
***
”selanjutnya apa?”
Tanya daiki pada ryutaro, kini mereka ada di depan rumah ryutaro. Rumah besar yang kini kosong, setelah kejadian tadi, ayah ryu langsung dibawa ke kantor polisi. Keadaan rumah itu sunyi-senyap.
”ambilkan gitarku di balam kamar...”
Pinta ryu, lelaki itu nampak terkejut. Kemudian, dengan malas, ia mengangguk dan mulai masuk ke rumah itu, dicarinya kamar dengan tulisan ’ryutaro’ di pintunya, tanpa pikir panjang, ia masuk begitu saja, diraihnya gitar yang tersender di dekat jendela.
”nice guitar...”
Daiki kembali ke hadapan ryutaro.
”sekarang kita kembali ke bukit ya~”
”EHH???”
-bukit-
”kau yakin?”
Ryutaro mengangguk, sementara daiki sudah siap dengan kertas dan pena di tanganya
“silahkan mulai!”
“em…
Keito okamoto-senpai….
Keito senpai, sore ini aku masih disini lho! Aku berlatih untuk besok
Apa sih yang mau kau berikan kalau aku lulus?
Keito-senpai,
Aku sudah tak sabar lagi menunggu besok!
Kalau besok akau lulus, aku ingin kau memiliki gitar ini...
Terima kasih ya, kau sudah meluangkan waktumu untuk melatihku!
Kau adalah gitaris idolaku
Zutto!! GANBATTE NEE, KEITO-SENPAI!!!!
Ryutaro morimoto”
Dengan sigap daiki menyalin kata-kata ryutaro barusan. Dan tiba-tiba, setetes air mata jatuh tepat di atas kertas yang kini telah berisi goresan tinta itu. Daiki menoleh, didapatinya mata ryutaro yang berlinang air mata
”doushita?”
”kenapa cepat sekali?”
Isak ryutaro, daiki memalingkan matanya pada sungai yang terhampar di hadapan mereka. Cahaya matahari memantul dari sana.
”daijobu dayou...ini memang takdirmu kan?”
Kata daiki, ryutaro mengangguk. Sedikit setuju.
”yup! Selesai! Sekarang saatnya aku pergi, senang bertemu denganmu ryutaro!”
Ucap daiki, terbentuk sebuah lengkungan senyum di bibirnya. Ryutaro membalas senyuman lelaki manis itu juga
“nee…yoroshiku…sayonara ne, daiki-kun!”
Kata ryutaro sambil melambaikan tanganya, daiki mulai menjauh. Beruntung sekali ryutaro, bisa bertemu orang seperti itu.
Saat ryu masih memandangi punggung daiki, tiba-tiba suara nafas yang sangat cepat menghampirinya, ryutaro menoleh pada si pembuat suara. Kini ia benar-benar tak bisa menahan air matanya_ itu keito!
”ryutaro...”
Keito menangis, tepat di hadapanya, keito bersimpuh sambil menggenggam sesuatu. Ryutaro terus menangis, terlebih saat menyaksikan keito membaca suarat darinya.
” mungkinkah...kau menyelesaikan tes-mu hari ini ryu? Perdengarkan aku melodi dari gitar ini...onegai!.....”
Gumam keito, ryutaro tersenyum. Walaupun nampak jelas ia menangis, ia menyesal...ia sangat ingin memperdengarkan keito permainan gitarnya, bisakah?mungkinkah?masuk akal kah? Kini ryutaro bersiap-siap. Mungkin sebentar lagi ia akan pergi dari dunia ini...
***
Ryutaro termangu di kaki bukit, hari ini keito tidak datang, lama sekali keito tidak datang ke sini lagi. Ah! Tidak! Bukan itu yang sedang ryutaro pikirkan, ia sedang bingung, apalagi yang harus dilakukanya di dunia? Kenapa ia tidak pergi juga dari dunia ini? Apa masih ada masalah lain?
Ryutaro menghela nafas berat, hari ini ulang tahunya...sepi sekali! Paling tidak, ia ingin dihari ulang tahunya ia sudah berada di alam yang lain, bukanya kesapian di dunia seperti sekarang! Mungkin keadaan akan berbeda bila daiki muncul lagi!
Tiba-tiba, telinga ryutaro menagkap sebuah suara...familiar...ryutaro menoleh ia terkejut mendapati keito yang tengah menatap sungai di sampingnya. Ada gitar di tanganya, jelas sekali itu gitar miliknya...
”ryutaro...tanjoubi...omodetou....”
Bisik keito, tanganya mulai memetik senar gitar. Permainan yang indah...bahkan sangat indah!
Jreng..jreng...jreng...(larc~en~ciel- farewell)
Air mata ryutaro kembali meleleh, lagu yang sangat indah, andai saja ia kini benar-benar berada di samping keito. ryutaro mendekati keito yang kini sedang menatap sungai dengan tatapan kosong. Iseng, ryutaro memetik salah satu senar gitar, cukup kuat.
JRENG!
Keito terkejut, bahkan ryutaro juga terkejut, ia memandangi telapak tanganya kemudian tersenyum.
”arigatou...”
Ucap ryutaro, ingin sekali ia memeluk keito untuk terakhir kalinya, mengucapkan terima kasih dengan sungguh-sungguh, yang benar-benar didengar oleh telinga keito.
”sama-sama....” gumam keito. ryutaro spontan menoleh
”eh?”
Hingga akhirnya, cahaya mentari menjadi saksi, ryutaro menghilang...bersama sekumpulan kupu-kupu yang kebetulan lewat, juga angin yang tiba-tiba berhembus cukup kencang.
”sungguh...sama-sama...ryutaro...”
Ryutaro tersenyum mendengar kalimat keito barusan. Sekarang ia tau, inilah yang diinginkanya...sebelum ia benar-benar lenyap dari dunia ini..
”sayonara..keito-kun...”
*owari*
Hiks..(ambil tisyu selembar)...hiks..(selembar lagi)...hiks...(lagi2 selembar)...hiks..(kali ini nggak bisa ngambil soalnya abis)...
Maaf....sedih! fanficnya....HUAA~ walaupun mungkin menurut kalian nggak sedih-sedih amat, tapi bagiku amat itu sedih(lho?apa ini*maaf mat!) sebenernya nggak tega bikin ryu mati, dia kan belum kembali ke HSJ(ngarang)
Yowes, ini masih ada squel-nya buat bulan april yang terakhir...
Tinggal nunggu tanjoubi-nya dai-chan~*joged*
Oiya, ryutaro nii-chan*dibakar* TANJOUBI OMODETOUU~ love you always~ ganbatte!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar