Sabtu, 09 Juni 2012

hey!say!JUMP fanfction - AKUMA NO VOICE


title: akuma no voice

categories: fanfiction- OneShot

genre: fantasy, friendship

rating:  G

theme song: memories- hey!say!JUMP

author: mikiCHII yumekawa

Cast:      1.yamada ryosuke
                2.chinen yuuri
                3.inoo kei

summary: yamada tidak bisa menerima kenyataan bahwa kehidupan sempurnanya perlahan mulai hancur. Akhirnya ia memilih untuk membuang kesialnya pada orang yang salah…menyesal kah?


yamada ryosuke, kini hanya bisa berdiam diri di atas ranjangnya. mungkin akan lebih baik jika ranjang ini perposisi di kamarnya. tapi pada kenyataanya? ranjang dingin ini berada di dalam sebuah ruangan terang bercat putih yang tak kalah dingnya.
sepasang mata indahnya menatap lurus kedepan, tak ada yang tau apa yang dilihatnya. bahkan ia sendiri tak yakin dia sedang melihat apa. ya, yamada hanya sedang meratapi nasibnya. nasibnya yang benar benar menyedihkan baginya, atau mungkin bagi siapa saja yang mendengarnya...

bayangkan!  kehidupanya dulu benar-benar sempurna.
wajah yang tampan, otak yang cerdas, baik hati, serta sahabat dan keluarga yang sangat menyayanginya. bisa kalian katakan dimana letak kekuranganya? mungkin sulit.
tapi sekarang, dengan menutup mata-pun kalian sudah bisa menyebutkanya dengan mudah...

*flash back*

yamada menatap papan pengumuman di depan sekolahnya. hawa yang sebelumnya dingin, kini berubah menjadi panas. tanganya mengepal kuat-kuat.

lagi-lagi dia peringkat pertama....kenapa? padahal aku juga bekerja keras seperti dirinya...."

yamada menundukkan kepalanya. orang itu, chinen yuuri. orang yang menjadi saingan sekaligus sahabatnya. tak terhitung berapa kali nilai chinen unggul dibanding dirinya. selama ini yamada hanya menganggap ini sebagai kompetisi sehat belaka. tapi sekarang? ia tak yakin dengan perasaanya sendiri.
ia iri, ia marah, kesal, kecewa....jauh lebih besar dari rasa iri-nya yang sebelumnya.
tak sekalipun yamada mengeluarkan isi hatinya. ia terus menyimpan, seakan tinggal menunggu waktu dimana semuanya akan meledak. tak tau kapan...

"yama-chan omedetou-(selamat) kau peringkat tiga ya? kau hebat! kau sudah bekerja keras!"

chinen tiba-tiba datang dengan riang, mengambil posisi tepat di sebelah yamada. yamada hanya menunduk dalam. bingung dengan perasaanya. chinen yang menyadari ketidak beresan yamada hanya menatap khawatir.

"yama-chan, daijobu?(kau baik-baik saja?)"

tanya chinen. yamada tak merespon beberapa saat, hingga membuat chinen makin penasaran. ia mendekatkan posisinya pada yamada. takut jika ternyata yamada sakit atau semacamnya.

"kenapa?"

gumam yamada.

"eh?"

yamada kembali diam. tak sanggup melanjutkan kata-katanya. biasanya ia akan tersenyum dan memberikan ucapan selamat untuk chinen, tapi kali ini berbeda...ia marah, kondisinya buruk....
kini yamada tak peduli. ia hanya berlalu dan meninggalkan chinen yang masih menatap khawatir.
tiba-tiba....

Bruk!

yamada beserta seluruh barang yang ia bawa terjatuh.
kepalanya sakit! sangat sakit. ini yang paling sakit yang pernah ia rasakan seumur hidupnya. yamada mengerang kuat. dengan sigap, chinen membantu menegakkan tubuh yamada kembali. namun malang, rasa sakit itu terus menjalar ke seluruh bagian kepalanya, hingga tak membutuhkan waktu lama bagi yamada untuk kehilangan seluruh kesadaranya.....
         
                                                                                                ***

yamada membuka matanya perlahan. isakan tangis terdengar hingga ke telinganya. bukan hanya satu isakan tangis, lebih....dan ia yakin itu adalah isakan tangis seluruh anggota keluarganya...

"kaa-chan?"

gumam yamada lemas. namun sungguh mustahil ibu yamada mendengar gumaman lemah itu. mereka berbeda ruangan.

"ryosuke tak mungkin terkena penyakit matikan semacam itu sensei!!"

deg!
semenjak itulah....semuanya berubah drastis...., hidup sudah memajakanya dan membuatnya merasa terbang. mungkin sekarang saatnya, bagi mereka untuk menghampaskan yamada ke tanah yang paling dasar...

*flash back end*

yamada masih terdiam di atas ranjangnya.
kini sulit baginya mengingat kejadan lama, kemampuan otaknya menurun....
dan semakin sering kepalnya merasa sakit yang luar biasa...
sekarang hanya satu yang terlintas di kepala yamada: 'mati sekarang atau nanti, toh akhirnya aku akan mati....'
dan pikiran bodoh nan konyol itulah yang mendorong dirinya untuk memecahkan gelas, dan meletakkan salh satu pecahanya ke urat nadi di tanganya. air mata yamada berlinang. kini dia sudah mencapai stadium akhir emosinya, ia ingin berakhir secepatnya...

"kau ingin mati disini huh?"

sebuah suara menembus gendang telinga yamada. untuk pertama kali, yamada menoleh. sepasang matanya menemukan sosok putih pucat dengan pakaian hitam yang tengah berdiri di pojok ruanganya.

"dare omae wa?(siapa kau?)"

tanya yamada agak takut. sosok itu mendekat, sementara yamada hanya memacu nafasnya dan sedikit menggeser posisinya.

"aku inoo kei....kau sungguh bodoh bila memilih mati disini!"

yamada menatap sosok itu tak berkedip

"apa? kau siapa? tak ada hubunganya denganmu kan?!!!"

jerit yamada. sosok itu tak bergeming. ia tetap menatap yamada dengan datarnya.

"apa kau yakin akan mati sebentar lagi? hah? kau belum mendapatkan apa yang kau inginkan kan?"

kata inoo dingin. kali ini ada sedikit nada menantang dalam kalimatnya.
yamada tercenung, mengulang kalimat inoo barusan.

"keinginaku itu mustahil....aku hanya ingin bertukar tempat denganya! aku ingin sesempurna dia!!! "

"siapa?"

"chinen...yuuri...."

tukas yamada pelan dan pilu. inoo kei makin mendekat.

"itu bisa saja terjadi kan? asal kau tak menyesalinya..."

"aku takkan menyesal! Lagipula, siapa kau sebenarnya?  Berani-beraninya mencampuri urusanku!"

tanya yamada dengan wajah marah. Sebelum sosok itu menjawab,  tiba-tiba seluruh ruangan itu serasa berputar. yamada menutup matanya walau masih bingung apa yang sedang terjadi. dan pada akhirnya...semuanya gelap, tak ada yang bisa dilihat olehnya...

                                                                                                          ***

"yama-chan! pstt!! yama-chan!!!"

bisik seseorang.
yamada sangat mengenal suara ini, suara pelan yang sudah biasa didengarya. yamada membuka mata perlahan, kemudian mengedipkanya beberapa kali agar mereka mau terbiasa dengan cahaya mentari yang menusuk mata. ia mempehatikan sekeliling, pemandangn kelas!!!
ia menatap pamandangan itu dengan tatapan tak percaya, ia ada dikelas! kulitnya tak lagi pucat! ia tersenyum sumrigah.
setelah tersadar bahwa tadi seseorang memanggilnya, ia menoleh pada sosok yang mulai terlihat kesal itu.

"nee chii?"

balas yamada. chinen tersenyum manis.

"iie...lama tak jumpa!"

kata chinen riang tapi masih berbisik. yamada menaikkan alis, apa mungkin makhluk yang ada di ruangnya waktu itu sudah membuatnya mempercepat waktu? soalnya ia merasa sangat sehat kini.

TEEEET....

bel berbunyi. seluruh siswa di kelas itu mengela nafas lega. sementara sensei yang sejak tadi tak diperhatikan yamada sama sekali itu kini membereskan barang-baranya kemudian beranjak keluar kelas.

selanjutnya, pemandangan aneh bagi yamada.
meja chinen dikelilingi oleh banyak siswa, tak seperti biasanya. apa mungkin sekarang chinen menjadi sangat populer? kenapa tak ada lagi yang mengerumuni yamada seperti dulu?

"chinen-kun, kenapa kau masuk sekolah? kau sudah sehat?"

tanya salah seorang siswa. yamada terpaku pada tempat duduknya saat mendengar kalimat itu. sakit? chinen sakit apa? sedikit rasa takut tumbuh dihatinya. jangan-jangan...

"em..daijobu! aku sudah merasa sehat!"

kata chinen seraya tersenyum pada mereka yang mengerumuninya. yamada hanya melihat dari sebelahnya saja.

"hee....hontou?(benarkah?) kau sudah bisa mengikuti pelajaran??"

tanya yang lain. yamada sempat melihat raut wajah chinen yang berubah saat pertanyaan itu terlontar, namun kemudian chinen tampak menepisnya dan tersenyum riang

"tidak begitu sih~ kemampuan otakku memang menurun, terima kasih perhatianya..."

tukas chinen manis. sekujur tubuh yamada serasa bergetar mendengar kalimat itu.
ternyata benar! keinginannya terkabul!
kalian tau apa yang kini dirasakanya? takut, sedikit menyesal, tapi yang lebih mendominasi, ia puas! ia agak senang dengn kenyataan ini! ia bisa jadi sempurna!!

        ***

yamada merebahkan dirinya di kasur, lelah betul dia hari ini. banyak yang memintanya mengajari tentang pelajaran yang tidak mereka mengerti. biasanya mereka hanya bertanya pada chinen, tapi mereka sekarang bertanya padanya! yamada merasa bangga dan senang. apalagi ketika sadar bahwa kemmapuan otaknya memang meningkat! yamada tersenyum.
rumahnya sepi, padahal biasanya ibunya selalu menyambutnya tiap pulang. saudaranya juga. tapi kenapa sekarang sepi sekali? apa ini yang dirasakan chinen setiap hari?
akhirnya yamada memutuskan untuk tidur..

         ***

"hiks, hiks,hiks...."

suara tangisan mampir ke kamar yamada. suara anak perempuan! ohiya, chinen hanya memiliki satu kakak perempuan, apa kakaknya sudah pulang bekerja ya? lalu kenapa menangis?
yamada melangkahkan kakinya keluar kamar, tampak kakaknya yang sedang menangis di pojok ruang keluarga. denagn khawatir, yamada menghampirinya.

"doushita no nee-chan?(ada apa kak?)"

kakaknya menenangkan diri untuk beberapa saat sebelum akhirnya buka suara

"kaa-san dan too-san bertengkar lagi..."

apa??? lagi??? berarti mereka sudah sering bertengkar? yamda tak bisa membayangkan orang tuanya yang biasanya harmonis kini bertengkar hebat hingga kakaknya menangis seperti ini. sesulit inikah keluarga chinen? kenapa chinen tak pernah menunjukkanya? tanpa sadar yamada ikut menangis. padahal dia baru mendengarkanya saja, bagaimana dengan chinen? sejenak, yamada memikirkan kembali kedua orang tuanya sebelum kalimat kakaknya membuyarkan lamunanya.

"ryosuke, kenapa kau menangis? biasanya kau tak menangis kan?"

Tanya chihiro seraya menghapus air matanya. Yamada terdiam, jadi bagaimana chinen biasanya menanggapi hal ini? Apa dengan tersenyum saja?

“me…memang bi…biasanya seperti apa nee-chan?”

Tanya yamada. Chihiro tertegun mendengar pertanyaan adik lelakinya.

“biasanya…..kau akan tersenyum dan bilang ‘daijobu dayou nee-chan’ deshou?”

Yamada menunduk. Kenapa sekarang ia merasa menyesal? Padahal saat makhluk itu berkata agar tak menyesal ia bisa menyetujuinya begitu saja! Apa ini karena ia sudah tau kehidupan chinen yang sebenarnya?ini memang keinginanya kan? Tak seharusnya ia menyesali permintaanya sendiri.
Saat sedang asik berfikir, tiba-tiba keitainya berbunyi.

“moshi-moshi?”

Yamada terdiam sebentar untuk memberikan kesempatan bicara pada si pelenpon di ujung sana

“yamada-kun, bisa kau kerumah sakit sebentar? Yuri ingin sekali bertemu denganmu….”

“apa? Rumah sakit? Ada apa dengan chinen?”

“dia…kondisinya menurun drastis……”

Deg!
Tiba-tiba jantung yamada berdetak dua kali lebih cepat. Bagaimana ini? Dia yang membuat chinen sakit begini. Dia sadar, ia benar-benar jahat! Chinen sudah cukup tersiksa pasti dengan kondisi keluarganya. Sekarang dia menambahkan sesuatu yang lebih berat lagi?

“aku akan kesana….”

Dan karena kalimat itulah, kini yamada berlari sekencang yang ia bisa menuju rumah sakit- rumah sakit yang dulu ditempatinya. Di satu sisi di hatinya ia merasa sangat bersalah, tapi di sisi yang lain, ia juga berfkir chinen pasti sudah bahagia karena selama ini memiliki otak pintar seperti itu! Tak ada yang perlu disesalkan kan? Sungguh, pikiran egois!

                                                                                                                ***
               
                Yamada berdiri di depan ruangan itu. Jemarinya tak mmapu membuka pintu ruangan dingin itu. Ia sedikit trauma. Ah! Tidak! Bukan itu yang membuat yamada tak berani masuk, ia tak tega saat melihat pemandangan yang tersaji di hadapanya. Sepasang matanya melihat semua itu lewat kaca yang terletak di pintu. Pemandangan chinen beserta keluarganya yang tampak sangat bahagia. Dengan ayah dan ibunya yang merawat chinen dengan penuh sayang. Saaya neechan-kakak chinen, dan…mika, mika yang seharusnya ada di sampingnya! Mika yang seharusnya adalah adiknya! Yamada mengepalkan tangan kesal. Bagus chii, kau merebut kasih sayang yang harusnya diberikan keluargaku untukku! Bahkan kau merebut adikku! Kau sudah puas kan dengan semuanya???.pikir yamada geram.
Tiba-tiba, ia mendengar sebuah suara yang pernah ia dengar sebelum ini..

“kenapa ada manusia yang begitu egois seperti dirimu? Bukankah harusnya impas? Kau melemparkan kesusahanmu padanya, dan sekarang kau menganggap dia merebut segalanya darimu? Diamana letak akal sehatmu?”

Reflek, yamada langsung menoleh mencari sumber suara, dan untuk kesekian kalinya, ia kembali menemukan sosok berpakaian serbahitam dan berkulit pucat itu. Inoo kei.

“omae….”

Sosok itu tersenyum licik.

“bukankah kau sudah mendapatkan yang kau inginkan? Otak yang cerdas huh? Kau sudah punya kan? Apa lagi yang membuatmu kesal?”

Ejek inoo. Yamada kembal mengepalkan tanganya menahan emosi. Sosok ini harusnya tak perlu ikut campur dan menyalahkan dirinya seperti ini! Ini bukan urusan inoo kan?

“tentu ini urusanku….kau meminta padaku untuk menukar tempatkan kau dan anak itu kan?”

Kata inoo kei seolah bisa membaca pikiran yamada. Yamada terbelalak kaget. Ia mundur beberapa langkah
Namun sosok itu terus mendekatinya seakan tak membiarkan yamada lolos dari dirinya.

“makanya kuberi tahu anak manusia, kalau ingin bertindak…pikirkan baik-baik, kau tau? Permintaanmu itu menguntungkanku lho…baiklah…selamat menikmati hidup barumu…”

Sosok itu menghilang, dengan meninggalkan yamada yang masih melongo ketakutan. Siapa sosok itu? Akuma? Atau hanya makhluk iseng saja? Bukan! Ini bukan keisengan! Ini tidak main-main! Sosok itu pasti adalah akuma!
                Krieett….
Bunyi pintu yang terbuka menyadarkan yamada dari keterkejutanya. Mika dan saaya. Kedua gadis itu bingung dengan keberadaan yamada.

“ah! Yamada-niichan, yuri-niichan tadi mencarimu lho…”

Kata mika. Suara gadis yang harusnya adik yamada itu terdengar pelan dan sedih. Yamada hanya terdiam

“doushita yamada-kun? Masuklah….”

Saaya mempersilahkan. Yamada menggangguk dan masuk tanpa mengucapkan sepatah kata-pun.

“nee-chan, kurasa kita harus membeli hadiah ulang tahun untuk yuri-niichan!”

Suara mika membuat langkah yamada terhenti. Ulang tahun? Tanggal berapa in? Sembilan mei, harusnya ini ulang tahunya kan? Kenapa chinen yang berulang tahun? Ah! Betapa bodohnya yamada, ia lupa satu hal yang paling penting saat ini, mereka sudah bertukar tempat! Kenapa ia melupakan hal itu?
                Baiklah….mungin yamada tak terlalu menghiraukan hal itu. Dia hanya melanjutkan langkahnya mendekati ranjang chinen yang entah kenapa terasa lebih dingin dari ranjangnya dulu. Ditatapnya wajah chinen lekat-lekat. Masih ada sedikit perasaan iri dan kesal dalam hatinya. Tapi melihat chinen yang seperti ini? Perasaan iri dan kesal itu berubah menjadi perasaan bersalah yang teramat besar.

                Mata chinen tertutup rapat, selang infuse mengelilingi sebagian besar tubuhnya, menembus kulitnya,dan menyisakan bekas yang sama sekali tak enak dilihat. Yamada tau bagaimana sakitnya saat benda runcing seperti jarum infuse itu menembus kulit, perih sekali rasanya….

“chii…gomen nee…”

Gumam yamada. Ia mulai menangis. Sementara sosok di hadapanya tetap tak bergeming. Yamada kini benar-benar menangis, tak tau menanggisi apa, menangisi kebodohanya, atau menangisi nasib chinen.

“yama…chan?”

Yamada mengangkat kepalanya saat mendengar suara yang lirih dan nyaris tak erdengar itu. Seulas senyum mengambang di bibirnya. Sekarang chinen mmebuka sedikit matanya.

“chii?”

Isak yamada, chinen terlihat bingung saat melihat air mata yang mengalir di pipi gembul sahabatya itu.

“yama…chan….kenapa?”

Tanya chinen polos. Yamada makin tak kuasa menhan tangisnya. Bagaimana harus menjelaskanya pada chinen? Apa iya dia harus menjelaskan bahwa dirinya lah yang membuat chienn seperti ini? Memangnya chinen akan percaya?
                Yamada tak menjawab pertanyaan chinen, ia terus menangis terisak-isak.

“waratte yama…chan…..waratte…(terseyumlah)”

Gumam chinen pelan. Yamada mengikuti kalimat chinen, ia tersenyum- mencoba menyenangkan hati chinen. Tapi Tetap saja, air mata tak henti-hentinya keluar dari ujung matanya.

“yama-chan….tidak merasa sakit kan…?”

Tanya chinen lemas. Yamada menggeleng, membuat chinen kembali mmebuat seulas senyum di bibirnya.
Yamada tetap tak mengeluarkan suara kecuali suara tangisanya.

“yo…katta…nee…sakit…itu…tidak enak….ya…yama…chan?”

Yamada terdiam, memang! Sakit memang sangat tidak enak, ia sungguh tak ingin membuat chinen merasakan sakit, tapi semuanya terlanjur terjadi. Semua kebodohanya!

“ha…hai…chii, selamat ulang tahun ya?”

Kata yamada pelan, chinen menatap bingung pada yamada.

“ulang….tahunku? bukanya ini..ulang tahun…yama-chan? 9…mei deshou?”

Yamada tak mengedipkan matanya. Dia ingat! Tapi kenapa? Harusnya yang chinen tau ini adalah ulang tahunya! Apa yang anak ini bicarakan?

“kenapa?...”

“sakit…yama-chan…sa…kit…”

Tiba-tiba chinen menyipitkan matanya, seolah sedang meahan rasa sakit yang teramat sangat. Yamada tau, saat ini kepalanya pasti sakit, seperti yang dirasakanya dulu, sakit yang paling sakit yang pernah dia rasakan seumur hidup. Dia tau seberapa sakitanya kepala chinen saat ini. Apa boleh ia meminta bertukar tempat sekali lagi? Apa itu termasuk egois juga?

“ingat…kalimatku…yama-chan….waratte…waratte…”

Yamada terpana dengan kalimat chinen. Kalimat yang keluar dari mulut sahabatnya sebelum ia benar-benar menutup matanya. Tangisan yamada pecah seketika. Semuanya benar-benar tidak adil!!!! Ia ingin mengulang kembali, ini sama sekali tak adil kan?
                Yamada meraung-raung disamping chinen. Dan sosok itu tetap tak bergerak satu mili-pun dari posisinya saat ini. Sekarang, yamada akan mencoba menuruti apa kata chinen tadi…waratte….seulas senyum sedih tercipta di bibirnya….

                                                                                                                ***
                Udara pemakaman yang hangat….yamada menyentuh nisan itu. Teringat kembali kalimat terakhir chinen untuk dirinya. Mulai sekarang ia berjanji, akan mensyukuri apa saja yang dimilikinya. Biarlah ia menjadi makhluk paling bodoh sedunia, asalakan ia tak kehilangan sahabat seperti chinen lagi
                Setelah puas, yamada meraih tas-nya dan meninggalkan pemakaman itu.

“yama-chan sudah selesai?”

Tanaya seseorang bertubuh tinggi. Yamada tersenyum riang dan berlari kecil menuju pemuda itu.

“un! Aku sudah selesai yuto-kun!”

Balas yamada. Tiba-tiba pemuda bernama yuto itu teringat sesuatu yang mengambil selembar kertas di dalam sakunya.

“ini, kutemukan di laci meja chinen yuri…”

Kata yuto seraya menyerahkan selembar kertas yang ternyata foto itu. Benar! Itu foto yamada dan chinen, tersenyum dan terlihat sangat gembira. Yamada kembali mengenang sahabatnya yang satu ini. Yang mulai sekarag hanya bisa dilihatnya lewat barang semacam foto begini. Yamada membalik foto itu, ada tulisan tangan chinen disana

Aku dan yama-chan, kami senang tersenyum….aku suka senyum yama-chan~

‘tenang chii, aku akan memperbaki hidupku yang sekarang, karena seharusnya…ini kehidupanmu…aku akan membuatnya lebih menyenangkan…..’

                Dari kejauhan, sepasang mata menatap semua kejadian itu dengan senyumnya yang sulit dijelaskan. Ia hanya memandang kejadian itu dari balik pohon.

“selamat yamada ryosuke…..”
                                                                                                *owari*

Ampuni adikmu ini ya yam….telat SANGAT author nge-post nya….
Yang penting ada kan? Ini khusus buat yamyam tersayang….walaupun yamyam belum sukses masuk deretan ichiban sampe goban-ku, sabar ya~*plak*
Dan karena yamyam belom masuk deretan lima besar, jadi aku masukin juga ichiban sama yonban-ku(chii-inoo) tapi kamu tetep main chara di sini TTwTT.
Sekali lagi TANJOUBI OMEDETOU YAMYAM *eh* walapun telat satu bulan…-.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar