title: akuma no voice
categories: fanfiction- OneShot
genre: fantasy, friendship
rating: G
theme song: memories- hey!say!JUMP
author: mikiCHII yumekawa
Cast: 1.yamada
ryosuke
2.chinen
yuuri
3.inoo
kei
summary: yamada tidak bisa menerima kenyataan bahwa
kehidupan sempurnanya perlahan mulai hancur. Akhirnya ia memilih untuk membuang
kesialnya pada orang yang salah…menyesal kah?
yamada ryosuke, kini hanya bisa
berdiam diri di atas ranjangnya. mungkin akan lebih baik jika ranjang ini
perposisi di kamarnya. tapi pada kenyataanya? ranjang dingin ini berada di
dalam sebuah ruangan terang bercat putih yang tak kalah dingnya.
sepasang mata indahnya menatap lurus kedepan, tak ada yang
tau apa yang dilihatnya. bahkan ia sendiri tak yakin dia sedang melihat apa.
ya, yamada hanya sedang meratapi nasibnya. nasibnya yang benar benar
menyedihkan baginya, atau mungkin bagi siapa saja yang mendengarnya...
bayangkan!
kehidupanya dulu benar-benar sempurna.
wajah yang tampan, otak yang cerdas, baik hati, serta
sahabat dan keluarga yang sangat menyayanginya. bisa kalian katakan dimana
letak kekuranganya? mungkin sulit.
tapi sekarang, dengan menutup mata-pun kalian sudah bisa
menyebutkanya dengan mudah...
*flash back*
yamada menatap papan pengumuman di depan sekolahnya. hawa
yang sebelumnya dingin, kini berubah menjadi panas. tanganya mengepal
kuat-kuat.
lagi-lagi dia peringkat pertama....kenapa? padahal aku
juga bekerja keras seperti dirinya...."
yamada menundukkan kepalanya. orang itu, chinen yuuri. orang
yang menjadi saingan sekaligus sahabatnya. tak terhitung berapa kali nilai
chinen unggul dibanding dirinya. selama ini yamada hanya menganggap ini sebagai
kompetisi sehat belaka. tapi sekarang? ia tak yakin dengan perasaanya sendiri.
ia iri, ia marah, kesal, kecewa....jauh lebih besar dari
rasa iri-nya yang sebelumnya.
tak sekalipun yamada mengeluarkan isi hatinya. ia terus
menyimpan, seakan tinggal menunggu waktu dimana semuanya akan meledak. tak tau
kapan...
"yama-chan omedetou-(selamat) kau peringkat tiga ya?
kau hebat! kau sudah bekerja keras!"
chinen tiba-tiba datang dengan riang, mengambil posisi tepat
di sebelah yamada. yamada hanya menunduk dalam. bingung dengan perasaanya.
chinen yang menyadari ketidak beresan yamada hanya menatap khawatir.
"yama-chan, daijobu?(kau baik-baik saja?)"
tanya chinen. yamada tak merespon beberapa saat, hingga
membuat chinen makin penasaran. ia mendekatkan posisinya pada yamada. takut
jika ternyata yamada sakit atau semacamnya.
"kenapa?"
gumam yamada.
"eh?"
yamada kembali diam. tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
biasanya ia akan tersenyum dan memberikan ucapan selamat untuk chinen, tapi
kali ini berbeda...ia marah, kondisinya buruk....
kini yamada tak peduli. ia hanya berlalu dan meninggalkan
chinen yang masih menatap khawatir.
tiba-tiba....
Bruk!
yamada beserta seluruh barang yang ia bawa terjatuh.
kepalanya sakit! sangat sakit. ini yang paling sakit yang
pernah ia rasakan seumur hidupnya. yamada mengerang kuat. dengan sigap, chinen
membantu menegakkan tubuh yamada kembali. namun malang, rasa sakit itu terus
menjalar ke seluruh bagian kepalanya, hingga tak membutuhkan waktu lama bagi
yamada untuk kehilangan seluruh kesadaranya.....
***
yamada membuka matanya perlahan.
isakan tangis terdengar hingga ke telinganya. bukan hanya satu isakan tangis,
lebih....dan ia yakin itu adalah isakan tangis seluruh anggota keluarganya...
"kaa-chan?"
gumam yamada lemas. namun sungguh mustahil ibu yamada
mendengar gumaman lemah itu. mereka berbeda ruangan.
"ryosuke tak mungkin terkena penyakit matikan semacam
itu sensei!!"
deg!
semenjak itulah....semuanya berubah drastis...., hidup sudah
memajakanya dan membuatnya merasa terbang. mungkin sekarang saatnya, bagi
mereka untuk menghampaskan yamada ke tanah yang paling dasar...
*flash back end*
yamada masih terdiam di atas ranjangnya.
kini sulit baginya mengingat kejadan lama, kemampuan otaknya
menurun....
dan semakin sering kepalnya merasa sakit yang luar biasa...
sekarang hanya satu yang terlintas di kepala yamada: 'mati
sekarang atau nanti, toh akhirnya aku akan mati....'
dan pikiran bodoh nan konyol itulah yang mendorong dirinya
untuk memecahkan gelas, dan meletakkan salh satu pecahanya ke urat nadi di
tanganya. air mata yamada berlinang. kini dia sudah mencapai stadium akhir
emosinya, ia ingin berakhir secepatnya...
"kau ingin mati disini huh?"
sebuah suara menembus gendang telinga yamada. untuk pertama
kali, yamada menoleh. sepasang matanya menemukan sosok putih pucat dengan
pakaian hitam yang tengah berdiri di pojok ruanganya.
"dare omae wa?(siapa kau?)"
tanya yamada agak takut. sosok itu mendekat, sementara
yamada hanya memacu nafasnya dan sedikit menggeser posisinya.
"aku inoo kei....kau sungguh bodoh bila memilih mati
disini!"
yamada menatap sosok itu tak berkedip
"apa? kau siapa? tak ada hubunganya denganmu kan?!!!"
jerit yamada. sosok itu tak bergeming. ia tetap menatap
yamada dengan datarnya.
"apa kau yakin akan mati sebentar lagi? hah? kau belum
mendapatkan apa yang kau inginkan kan?"
kata inoo dingin. kali ini ada sedikit nada menantang dalam
kalimatnya.
yamada tercenung, mengulang kalimat inoo barusan.
"keinginaku itu mustahil....aku hanya ingin bertukar
tempat denganya! aku ingin sesempurna dia!!! "
"siapa?"
"chinen...yuuri...."
tukas yamada pelan dan pilu. inoo kei makin mendekat.
"itu bisa saja terjadi kan? asal kau tak
menyesalinya..."
"aku takkan menyesal! Lagipula, siapa kau
sebenarnya? Berani-beraninya mencampuri
urusanku!"
tanya yamada dengan wajah marah. Sebelum sosok itu menjawab,
tiba-tiba seluruh ruangan itu serasa
berputar. yamada menutup matanya walau masih bingung apa yang sedang terjadi.
dan pada akhirnya...semuanya gelap, tak ada yang bisa dilihat olehnya...
***
"yama-chan! pstt!! yama-chan!!!"
bisik seseorang.
yamada sangat mengenal suara ini, suara pelan yang sudah
biasa didengarya. yamada membuka mata perlahan, kemudian mengedipkanya beberapa
kali agar mereka mau terbiasa dengan cahaya mentari yang menusuk mata. ia
mempehatikan sekeliling, pemandangn kelas!!!
ia menatap pamandangan itu dengan tatapan tak percaya, ia
ada dikelas! kulitnya tak lagi pucat! ia tersenyum sumrigah.
setelah tersadar bahwa tadi seseorang memanggilnya, ia
menoleh pada sosok yang mulai terlihat kesal itu.
"nee chii?"
balas yamada. chinen tersenyum manis.
"iie...lama tak jumpa!"
kata chinen riang tapi masih berbisik. yamada menaikkan
alis, apa mungkin makhluk yang ada di ruangnya waktu itu sudah membuatnya
mempercepat waktu? soalnya ia merasa sangat sehat kini.
TEEEET....
bel berbunyi. seluruh siswa di kelas itu mengela nafas lega.
sementara sensei yang sejak tadi tak diperhatikan yamada sama sekali itu kini
membereskan barang-baranya kemudian beranjak keluar kelas.
selanjutnya, pemandangan aneh bagi yamada.
meja chinen dikelilingi oleh banyak siswa, tak seperti
biasanya. apa mungkin sekarang chinen menjadi sangat populer? kenapa tak ada
lagi yang mengerumuni yamada seperti dulu?
"chinen-kun, kenapa kau masuk sekolah? kau sudah
sehat?"
tanya salah seorang siswa. yamada terpaku pada tempat
duduknya saat mendengar kalimat itu. sakit? chinen sakit apa? sedikit rasa
takut tumbuh dihatinya. jangan-jangan...
"em..daijobu! aku sudah merasa sehat!"
kata chinen seraya tersenyum pada mereka yang
mengerumuninya. yamada hanya melihat dari sebelahnya saja.
"hee....hontou?(benarkah?) kau sudah bisa mengikuti
pelajaran??"
tanya yang lain. yamada sempat melihat raut wajah chinen
yang berubah saat pertanyaan itu terlontar, namun kemudian chinen tampak
menepisnya dan tersenyum riang
"tidak begitu sih~ kemampuan otakku memang menurun,
terima kasih perhatianya..."
tukas chinen manis. sekujur tubuh yamada serasa bergetar
mendengar kalimat itu.
ternyata benar! keinginannya terkabul!
kalian tau apa yang kini dirasakanya? takut, sedikit
menyesal, tapi yang lebih mendominasi, ia puas! ia agak senang dengn kenyataan
ini! ia bisa jadi sempurna!!
***
yamada merebahkan dirinya di kasur, lelah betul dia hari
ini. banyak yang memintanya mengajari tentang pelajaran yang tidak mereka
mengerti. biasanya mereka hanya bertanya pada chinen, tapi mereka sekarang
bertanya padanya! yamada merasa bangga dan senang. apalagi ketika sadar bahwa
kemmapuan otaknya memang meningkat! yamada tersenyum.
rumahnya sepi, padahal biasanya ibunya selalu menyambutnya
tiap pulang. saudaranya juga. tapi kenapa sekarang sepi sekali? apa ini yang
dirasakan chinen setiap hari?
akhirnya yamada memutuskan untuk tidur..
***
"hiks, hiks,hiks...."
suara tangisan mampir ke kamar yamada. suara anak perempuan!
ohiya, chinen hanya memiliki satu kakak perempuan, apa kakaknya sudah pulang
bekerja ya? lalu kenapa menangis?
yamada melangkahkan kakinya keluar kamar, tampak kakaknya
yang sedang menangis di pojok ruang keluarga. denagn khawatir, yamada
menghampirinya.
"doushita no nee-chan?(ada apa kak?)"
kakaknya menenangkan diri untuk beberapa saat sebelum
akhirnya buka suara
"kaa-san dan too-san bertengkar lagi..."
apa??? lagi??? berarti mereka sudah sering bertengkar? yamda
tak bisa membayangkan orang tuanya yang biasanya harmonis kini bertengkar hebat
hingga kakaknya menangis seperti ini. sesulit inikah keluarga chinen? kenapa
chinen tak pernah menunjukkanya? tanpa sadar yamada ikut menangis. padahal dia
baru mendengarkanya saja, bagaimana dengan chinen? sejenak, yamada memikirkan
kembali kedua orang tuanya sebelum kalimat kakaknya membuyarkan lamunanya.
"ryosuke, kenapa kau menangis? biasanya kau tak
menangis kan?"
Tanya chihiro seraya menghapus air matanya. Yamada terdiam,
jadi bagaimana chinen biasanya menanggapi hal ini? Apa dengan tersenyum saja?
“me…memang bi…biasanya seperti apa nee-chan?”
Tanya yamada. Chihiro tertegun mendengar pertanyaan adik
lelakinya.
“biasanya…..kau akan tersenyum dan bilang ‘daijobu dayou
nee-chan’ deshou?”
Yamada menunduk. Kenapa sekarang ia merasa menyesal? Padahal
saat makhluk itu berkata agar tak menyesal ia bisa menyetujuinya begitu saja!
Apa ini karena ia sudah tau kehidupan chinen yang sebenarnya?ini memang
keinginanya kan? Tak seharusnya ia menyesali permintaanya sendiri.
Saat sedang asik berfikir, tiba-tiba keitainya berbunyi.
“moshi-moshi?”
Yamada terdiam sebentar untuk memberikan kesempatan bicara
pada si pelenpon di ujung sana
“yamada-kun, bisa kau kerumah sakit sebentar? Yuri ingin
sekali bertemu denganmu….”
“apa? Rumah sakit? Ada apa dengan chinen?”
“dia…kondisinya menurun drastis……”
Deg!
Tiba-tiba jantung yamada berdetak dua kali lebih cepat.
Bagaimana ini? Dia yang membuat chinen sakit begini. Dia sadar, ia benar-benar
jahat! Chinen sudah cukup tersiksa pasti dengan kondisi keluarganya. Sekarang
dia menambahkan sesuatu yang lebih berat lagi?
“aku akan kesana….”
Dan karena kalimat itulah, kini yamada berlari sekencang
yang ia bisa menuju rumah sakit- rumah sakit yang dulu ditempatinya. Di satu
sisi di hatinya ia merasa sangat bersalah, tapi di sisi yang lain, ia juga
berfkir chinen pasti sudah bahagia karena selama ini memiliki otak pintar
seperti itu! Tak ada yang perlu disesalkan kan? Sungguh, pikiran egois!
***
Yamada
berdiri di depan ruangan itu. Jemarinya tak mmapu membuka pintu ruangan dingin
itu. Ia sedikit trauma. Ah! Tidak! Bukan itu yang membuat yamada tak berani
masuk, ia tak tega saat melihat pemandangan yang tersaji di hadapanya. Sepasang
matanya melihat semua itu lewat kaca yang terletak di pintu. Pemandangan chinen
beserta keluarganya yang tampak sangat bahagia. Dengan ayah dan ibunya yang
merawat chinen dengan penuh sayang. Saaya neechan-kakak chinen, dan…mika, mika
yang seharusnya ada di sampingnya! Mika yang seharusnya adalah adiknya! Yamada
mengepalkan tangan kesal. Bagus chii, kau
merebut kasih sayang yang harusnya diberikan keluargaku untukku! Bahkan kau
merebut adikku! Kau sudah puas kan dengan semuanya???.pikir yamada geram.
Tiba-tiba, ia mendengar sebuah suara yang pernah ia dengar
sebelum ini..
“kenapa ada manusia yang begitu egois seperti dirimu?
Bukankah harusnya impas? Kau melemparkan kesusahanmu padanya, dan sekarang kau
menganggap dia merebut segalanya darimu? Diamana letak akal sehatmu?”
Reflek, yamada langsung menoleh mencari sumber suara, dan
untuk kesekian kalinya, ia kembali menemukan sosok berpakaian serbahitam dan
berkulit pucat itu. Inoo kei.
“omae….”
Sosok itu tersenyum licik.
“bukankah kau sudah mendapatkan yang kau inginkan? Otak yang
cerdas huh? Kau sudah punya kan? Apa lagi yang membuatmu kesal?”
Ejek inoo. Yamada kembal mengepalkan tanganya menahan emosi.
Sosok ini harusnya tak perlu ikut campur dan menyalahkan dirinya seperti ini!
Ini bukan urusan inoo kan?
“tentu ini urusanku….kau meminta padaku untuk menukar
tempatkan kau dan anak itu kan?”
Kata inoo kei seolah bisa membaca pikiran yamada. Yamada
terbelalak kaget. Ia mundur beberapa langkah
Namun sosok itu terus mendekatinya seakan tak membiarkan
yamada lolos dari dirinya.
“makanya kuberi tahu anak manusia, kalau ingin
bertindak…pikirkan baik-baik, kau tau? Permintaanmu itu menguntungkanku
lho…baiklah…selamat menikmati hidup barumu…”
Sosok itu menghilang, dengan meninggalkan yamada yang masih
melongo ketakutan. Siapa sosok itu? Akuma? Atau hanya makhluk iseng saja?
Bukan! Ini bukan keisengan! Ini tidak main-main! Sosok itu pasti adalah akuma!
Krieett….
Bunyi pintu yang terbuka menyadarkan yamada dari
keterkejutanya. Mika dan saaya. Kedua gadis itu bingung dengan keberadaan
yamada.
“ah! Yamada-niichan, yuri-niichan tadi mencarimu lho…”
Kata mika. Suara gadis yang harusnya adik yamada itu
terdengar pelan dan sedih. Yamada hanya terdiam
“doushita yamada-kun? Masuklah….”
Saaya mempersilahkan. Yamada menggangguk dan masuk tanpa
mengucapkan sepatah kata-pun.
“nee-chan, kurasa kita harus membeli hadiah ulang tahun
untuk yuri-niichan!”
Suara mika membuat langkah yamada terhenti. Ulang tahun?
Tanggal berapa in? Sembilan mei, harusnya ini ulang tahunya kan? Kenapa chinen
yang berulang tahun? Ah! Betapa bodohnya yamada, ia lupa satu hal yang paling
penting saat ini, mereka sudah bertukar tempat! Kenapa ia melupakan hal itu?
Baiklah….mungin
yamada tak terlalu menghiraukan hal itu. Dia hanya melanjutkan langkahnya
mendekati ranjang chinen yang entah kenapa terasa lebih dingin dari ranjangnya
dulu. Ditatapnya wajah chinen lekat-lekat. Masih ada sedikit perasaan iri dan
kesal dalam hatinya. Tapi melihat chinen yang seperti ini? Perasaan iri dan
kesal itu berubah menjadi perasaan bersalah yang teramat besar.
Mata
chinen tertutup rapat, selang infuse mengelilingi sebagian besar tubuhnya,
menembus kulitnya,dan menyisakan bekas yang sama sekali tak enak dilihat.
Yamada tau bagaimana sakitnya saat benda runcing seperti jarum infuse itu
menembus kulit, perih sekali rasanya….
“chii…gomen nee…”
Gumam yamada. Ia mulai menangis. Sementara sosok di
hadapanya tetap tak bergeming. Yamada kini benar-benar menangis, tak tau
menanggisi apa, menangisi kebodohanya, atau menangisi nasib chinen.
“yama…chan?”
Yamada mengangkat kepalanya saat mendengar suara yang lirih
dan nyaris tak erdengar itu. Seulas senyum mengambang di bibirnya. Sekarang
chinen mmebuka sedikit matanya.
“chii?”
Isak yamada, chinen terlihat bingung saat melihat air mata
yang mengalir di pipi gembul sahabatya itu.
“yama…chan….kenapa?”
Tanya chinen polos. Yamada makin tak kuasa menhan tangisnya.
Bagaimana harus menjelaskanya pada chinen? Apa iya dia harus menjelaskan bahwa
dirinya lah yang membuat chienn seperti ini? Memangnya chinen akan percaya?
Yamada
tak menjawab pertanyaan chinen, ia terus menangis terisak-isak.
“waratte yama…chan…..waratte…(terseyumlah)”
Gumam chinen pelan. Yamada mengikuti kalimat chinen, ia
tersenyum- mencoba menyenangkan hati chinen. Tapi Tetap saja, air mata tak
henti-hentinya keluar dari ujung matanya.
“yama-chan….tidak merasa sakit kan…?”
Tanya chinen lemas. Yamada menggeleng, membuat chinen
kembali mmebuat seulas senyum di bibirnya.
Yamada tetap tak mengeluarkan suara kecuali suara
tangisanya.
“yo…katta…nee…sakit…itu…tidak enak….ya…yama…chan?”
Yamada terdiam, memang! Sakit memang sangat tidak enak, ia
sungguh tak ingin membuat chinen merasakan sakit, tapi semuanya terlanjur
terjadi. Semua kebodohanya!
“ha…hai…chii, selamat ulang tahun ya?”
Kata yamada pelan, chinen menatap bingung pada yamada.
“ulang….tahunku? bukanya ini..ulang tahun…yama-chan? 9…mei
deshou?”
Yamada tak mengedipkan matanya. Dia ingat! Tapi kenapa?
Harusnya yang chinen tau ini adalah ulang tahunya! Apa yang anak ini bicarakan?
“kenapa?...”
“sakit…yama-chan…sa…kit…”
Tiba-tiba chinen menyipitkan matanya, seolah sedang meahan
rasa sakit yang teramat sangat. Yamada tau, saat ini kepalanya pasti sakit,
seperti yang dirasakanya dulu, sakit yang paling sakit yang pernah dia rasakan
seumur hidup. Dia tau seberapa sakitanya kepala chinen saat ini. Apa boleh ia
meminta bertukar tempat sekali lagi? Apa itu termasuk egois juga?
“ingat…kalimatku…yama-chan….waratte…waratte…”
Yamada terpana dengan kalimat chinen. Kalimat yang keluar
dari mulut sahabatnya sebelum ia benar-benar menutup matanya. Tangisan yamada
pecah seketika. Semuanya benar-benar tidak adil!!!! Ia ingin mengulang kembali,
ini sama sekali tak adil kan?
Yamada
meraung-raung disamping chinen. Dan sosok itu tetap tak bergerak satu mili-pun
dari posisinya saat ini. Sekarang, yamada akan mencoba menuruti apa kata chinen
tadi…waratte….seulas senyum sedih tercipta di bibirnya….
***
Udara
pemakaman yang hangat….yamada menyentuh nisan itu. Teringat kembali kalimat
terakhir chinen untuk dirinya. Mulai sekarang ia berjanji, akan mensyukuri apa
saja yang dimilikinya. Biarlah ia menjadi makhluk paling bodoh sedunia,
asalakan ia tak kehilangan sahabat seperti chinen lagi
Setelah
puas, yamada meraih tas-nya dan meninggalkan pemakaman itu.
“yama-chan sudah selesai?”
Tanaya seseorang bertubuh tinggi. Yamada tersenyum riang dan
berlari kecil menuju pemuda itu.
“un! Aku sudah selesai yuto-kun!”
Balas yamada. Tiba-tiba pemuda bernama yuto itu teringat
sesuatu yang mengambil selembar kertas di dalam sakunya.
“ini, kutemukan di laci meja chinen yuri…”
Kata yuto seraya menyerahkan selembar kertas yang ternyata
foto itu. Benar! Itu foto yamada dan chinen, tersenyum dan terlihat sangat
gembira. Yamada kembali mengenang sahabatnya yang satu ini. Yang mulai sekarag
hanya bisa dilihatnya lewat barang semacam foto begini. Yamada membalik foto
itu, ada tulisan tangan chinen disana
Aku dan yama-chan,
kami senang tersenyum….aku suka senyum yama-chan~
‘tenang chii, aku akan memperbaki hidupku yang sekarang,
karena seharusnya…ini kehidupanmu…aku akan membuatnya lebih menyenangkan…..’
Dari kejauhan,
sepasang mata menatap semua kejadian itu dengan senyumnya yang sulit
dijelaskan. Ia hanya memandang kejadian itu dari balik pohon.
“selamat yamada ryosuke…..”
*owari*
Ampuni adikmu ini ya yam….telat
SANGAT author nge-post nya….
Yang penting ada kan? Ini khusus buat yamyam tersayang….walaupun
yamyam belum sukses masuk deretan ichiban sampe goban-ku, sabar ya~*plak*
Dan karena yamyam belom masuk deretan lima besar, jadi aku
masukin juga ichiban sama yonban-ku(chii-inoo) tapi kamu tetep main chara di
sini TTwTT.
Sekali lagi TANJOUBI OMEDETOU YAMYAM *eh* walapun telat satu
bulan…-.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar